Kamis, 04 Juli 2013

FF "Love Dust" [FICLET]


Tittle : Love Dust
Author : Sylvia Hildayanti a.k.a Park Ji Sang
Facebook/Twitter : Sylvia Hildayanti/@SylviaHilda
Genre: Sad End.
Rating : PG 13+
Lenght : FICLET (1000 words)
Cast :
-         Lee Sang Kyu (Fiction Cast)
-         Oh Se Hun (EXO)
Disclaimer : Terinspirasi dari lagu Kyuhyun – Love Dust,cast terinspirasi dari EXO’s Sehun dan Sangkyu adalah pemeran fiksi yang sebenarnya tidak ada :) please for not COPAS,this is REAL from MY MIND! Thanks for readers ,Happy Reading All :)

~o0o~

(Recomended Song : Kyuhyun – Love Dust)

Sangkyu POV

Aku mulai membuka mata,merasakan semilir angin mulai menyapaku. Sinar matahari serasa sedang menyelimutiku kali ini,membuatku merasa nyaman dalam pelukannya. Aku mulai mengerjapkan mataku berkali – kali, entah kenapa aku masih ingin menutup mataku yang sudah terbuka ini. Sekarang aku ingin duduk dan merenggangkan otot – otot tubuhku.
Namun, ada sesuatu yang janggal sekarang. Kenapa tubuhku kaku? kenapa tangan dan kakiku serasa mati rasa? Ya Tuhan,ada apa ini?

Tiba – tiba suara dari bibir pintu menarik perhatianku. Ku tolehkan wajahku ke seseorang di sana, aku melihat seseorang tersebut,wajahnya melihatku sendu,begitu pun sebaliknya.

“Chagiya,kau sudah sadar?”
“Ne Sehun oppa. Tapi ada apa ini? kenapa tangan dan kakiku tidak bisa bergerak oppa?” tanyaku sedikit terisak.

Perlahan ia berjalan menghampiriku dengan berlinangan airmata, aku pun sudah lebih dulu menitihkan airmata. Di raihnya tubuhku hingga terduduk di ranjang rumah sakit ini, tanpa menunggu lama ia langsung menarikku ke dalam pelukannya.

Aku ingin sekali membalas pelukan ini, namun apa daya, aku hanya bisa menangis sekencang – kencangnya dalam dekapannya, aku tidak perduli dengan baju ku dan baju nya yang sudah basah oleh airmata kami. Oh Tuhan,kenapa hidupku harus semiris ini?

~o0o~

Sampailah aku dan Sehun disebuah taman hijau di belakang rumah sakit ini. Dengan keadaanku yang terduduk di kursi roda, Sehun oppa terus mendorongku supaya bisa sampai di taman ini.

Perlahan ku tutup mataku,merasakan wangi mawar putih, bunga kesukaanku. Tanpa ku sadari, Sehun sedang memasangkan sebuah mahkota yang terbuat dari bunga – bunga yang indah dancantik, sekarang mahkota itu melekat di kepalaku.

“Sehun Oppa..”
“Ne Chagiya?”
“Bisa tolong aku untuk melepaskan ikatan rambutku oppa?”

Sehun oppa mengangguk. Perlahandi tariknya ikatan tali rambutku yang melilit di rambutku,hingga rambutku sekarang sudah terurai rapi oleh sentuhan lembut Sehun oppa yang seperti menyisir rambutku.

“Oppa..”
“Humm?”
“Aku rindu masa – masa kita dulu, saat kita minum teh bersama di balkon perpustakaan tengah malam, saat kita membaca buku di taman kampus di teriknya matahari, aku sangat merindukan hal itu oppa..”

Tiba – tiba Sehun oppa kembali memelukku sangat erat. Sama seperti kemarin, aku hanya bisa terdiam dalam pelukan nya, karena sekarang tubuhku sudah tidak bekerja dengan baik lagi.
Namun dengan sekuat tenaga aku berusaha untuk tidak menangis lagi, karena aku akan membuang tenagaku dengan percuma sekarang ini. Aku hanya bisa menutup mataku perlahan,mencoba merasakan sebuah kehangatan dalam pelukan nya.

“Iya, Oppa juga merindukan masa– masa itu. Yang penting,sekarang kamu harus sembuh, kamu harus sembuh demi oppa. Arraseo?” aku mengangguk mantap.
“Saranghae Sehun Oppa.”
“Nado Saranghae Chagiya.”

Perlahan ia melepaskan dekapannya dan kembali menyandarkanku di sandaran kursi roda ini. Aku menatap Sehun Oppa dengan sebuah senyuman, yaitu sebuah senyuman kebohongan.

“Oppa,aku ingin ke bukit, aku ingin melihat matahari terbenam oppa,bolehkah?”
“Tapi Chagi..”
“Ayolah oppa..” aku mencoba meminta pengertian darinya.
“Baiklah.” jawab Sehun oppa singkat.

~o0o~

Sekarang aku sudah berada di bukit bersama Sehun Oppa, perlahan Sehun Oppa menggendongku dan menurunkanku di hamparan rumput bukit ini, aku tersenyum melihatnya.

Sehun oppa terus menahan tubuhku agar tidak jatuh terbaring, karena saking lemahnya diriku saat ini. Tanpa meminta persetujuannya, ku sandarkan kepalaku ke samping, yaitu tepat di bahu sebelah kanan Sehun oppa, ia yang melihatku hanya tersenyum pasrah.

“Oppa..”
“Ne Chagi?”
“Kalau nanti aku bisa pulih, apa Oppa bahagia?”
“Kenapa kamu bertanya seperti itu? Tentu saja.”
“Mohon jawab dengan tulus Oppa.” balasku lirih.
“Cha..chagiya..kau tidak boleh bicara seperti itu!” aku tersenyum saat Sehun Oppa sudah mengerti maksud dari pertanyaanku.
“Tapi, bukannya Oppa ingin aku sembuh? Aku lakukan ini demi oppa..”
“Chagiya..” ucap Sehun Oppa lirih.

Tiba – tiba aku sekarang terjatuh dalam pangkuan Sehun Oppa, aku terbaring dan sekarang Sehun Oppa berusaha menepuk pelan kedua pipiku untuk tetap bisa membuatku sadar.

“Chagiya!”
“Oppa..harus..bahagia..dengan..cinta..oppa..karena bagaimanapun juga..hidup kita..sudah..di gariskan..oleh..Tuhan..Oppa..” ucapku lirih dan terbata – bata oleh sesaknya nafasku ini.
“Chagiya..” aku merasakan tetesan airmatanya mengenai wajahku.
“Sehun Oppa..”

Perlahan ku raih wajahnya dengan tanganku, ia terkejut melihatku, dan dengan cepat di genggamnya tanganku yang sedang mengusap wajahnya penuh kasih sayang.

“Cha..chagiya, kau bisa menggerakan tanganmu! Kau sembuh chagiya! Kau sudah sembuh! Sekarang kajja kita ke rumah sakit dan istirahat karena besok ..”
“Besok aku sudah tidak bernafas lagi oppa.”
“Kau konyol chagiya! Kajja kitake rumah sakit sekarang! Kajja bangun ne.”
“Terserah..Oppa..sajahhh..”jawabku lemah.
“Chagi! Chagiya!! Bertahanlah!”
“Sa..rang..hae..Se..hun..oppa..”
“CHAGIYA!!!”


Perlahan ku rasakan cahaya terang mulai menghampiriku, dan saat itu juga aku mulai menutup mata. Iya, aku menutup mata untuk selamanya.

~o0o~

Aku terduduk di sebuah kursi taman yang hijau ini, sambil memegang setangkai bunga mawar putih kesukaanku,dengan mengenakan dress putih kesukaanku, ku resapi sejuknya angin yang diberikan Tuhan kepadaku.

“Chagiya..”

Aku refleks menoleh ke sang empunya suara ini, aku sangat mengenal suara ini. Saat melihatnya aku tersenyum padanya penuh arti padanya.

“Sehun Oppa.” balasku.

Dengan pasti, Sehun Oppa berjalan menghampiriku dan langsung menarikku ke dalam dekapannya sembari mengecupi puncak kepalaku erat.

“Chagiya, aku sangat merindukanmu..”
“Aku juga oppa..”
“Gimana keadaanmu disini,chagiya? Apa kamu sudah sembuh?”
“Sudah Oppa, karena semuanya termasuk Oppa sudah melepaskanku. Jadi aku sekarang sudah seperti sedia kala lagi.” jawabku tersenyum penuh arti.
“Oppa yakin kalau Oppa sedang bermimpi sekarang, tapi Oppa senang bisa bertemu lagi denganmu chagiya.”
“Ne Oppa, aku juga senang dan sangat bahagia bisa bertemu oppa lagi..” ku balas pelukan Sehun Oppa dengan erat.
“Chagiya..” Sehun oppa melonggarkan pelukannya dan menatapku sendu,
“Ne?”
“Saranghae..” aku kembali tersenyum.
“Nado saranghae Oppa..”


“Apa pun yang terjadi, semua sudah di gariskan oleh Tuhan. Maka dari itu,rasakanlah angin yang membuat kita bernafas untuk menghadapi kejamnya dunia ini. Dan cintailah seseorang yang tulus padamu, sayangi dia dan berikan pelukan terbaikmu pada hari terakhirmu saat itu juga.” – Park Ji Sang

THE END


NB : maaf kalau alurnya kecepetan,karena ini aku ambil intinya :) Thanks Readers :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar